MUNA BARAT, KABARTIME.COM – Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar) Dr Bahri, terus memantau kenaikan harga sembilan jenis kebutuhan pokok di tengah melonjaknya inflasi melalui aplikasi Sipengharap. Dari pantauan tersebut, salah satu yang mendongkrak Inflasi di Mubar adalah kenaikan harga beras.
Harga beras yang beredar di pasar melonjak tinggi hingga Rp 13.600 hingga Rp 13.900 perkilogram atau sekitar Rp 670.000 sampai Rp 680.000 per 50 kilogram beras.
Atas melonjaknya harga beras tersebut, Dr Bahri melakukan langkah-langkah untuk menekan harga di pasar dengan mengintervensi para distributor atau pengecer beras melalui subsidi harga.
“Saya melihat harga sebesar itu sangat membebani mayarakat . Makanya saya intervensi dengan mensubsidi harga.
Dimana harga beras di pasar itu Rp 13.600 perkilogram, setelah kita subsidi menjadi Rp 10.900 per kilogram, atau dari Rp 670.000 per 50 kilogram beras, setelah disubsidi menjadi Rp 545.000 per 50 kilogram,” jelasnya saat ditemui kabartime.com, di rujab nya, Selasa (28/11/2023).
Direktur Perencanaan Keuangan Daerah Kemendagri ini mengaku subsidi harga ini langsung bekerja sama dengan distributor dan pedagang beras eceran yang menjual di pasar. Mereka wajib menjual di masyarakat dengan harga yang ditentukan oleh Pemda, nanti selisih harga yang mereka tetapkan selama ini di subsidi oleh Pemda.
“Misalnya, selama ini mereka jual beras di pasar sebesar Rp 13.600 perkilogram, sekarang mereka wajib jual Rp 10.900 per kilogram. Tidak boleh naik, kalau turun boleh. Nanti selisih harga di atas itu Pemda yang bayar. Tinggal mereka hitung berapa kilo yang di jual ke masyarakat. Jadi mereka juga tidak di rugikan,” kata Bahri.
Selain itu, Bahri juga bilang, subsidi harga beras ini akan di coba sampai akhir Desember 2023. Jika dalam jangka waktu tersebut, harga beras di pasar masih bertahan sampai Rp 600 ribu keatas maka kita lanjutkan sampai Januari 2024.
“Nanti kita lihat situasi harga di pengecer atau distributor, kalau sampe Januari harga beras tidak stabil maka kita lanjutkan sampe Januari”,terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Mubar, La Ode Aka menyampaikan bahwa langkah Pemda dalam mensubsidi harga beras ini untuk menekan laju inflasi di Mubar. Program ini di canangkan sebagai upaya meringankan beban masyarakat Mubar.
“Yang di pikirkan itu masyarakat kecil, kalau PNS atau pengusaha mungkin bisa beli, tapi kalau mereka yang ekonominya menengah ke bawa pasti terbebani. Makanya Pemda hadir untuk itu,”tuturnya
La Ode Aka mengaku telah melakukan kerja sama dengan pengecer dan distributor yang menjual di pasar. Ada sekitar 15 sampai 18 pengecer yang telah sepakat dengan program ini. Mereka siap membantu Pemda dalam menangani kenaikan harga beras di Mubar.
“Sekitar itu, dan mereka itu murni penjual dipasar-pasar yang ada di Mubar. Mereka setuju dengan program Pemda Mubar,”tukasnya.