Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita Muna Barat

Partisipasi Komunitas Waria di HUT RI Muna Barat Tuai Sorotan: Kostum Pelangi Picu Reaksi Warga

193
×

Partisipasi Komunitas Waria di HUT RI Muna Barat Tuai Sorotan: Kostum Pelangi Picu Reaksi Warga

Sebarkan artikel ini
Ketgam : komunitas Waria di Kabupaten Muna Barat saat mengikuti kegiatan gerak jalan dalam perayaan HUT RI ke-80 di Kecamatan Tiworo Tengah, Muna Barat, pada hari sabtu (16/8/2025).

MUNA BARAT – Keikutsertaan komunitas Waria dalam perayaan HUT RI ke-80 di Kecamatan Tiworo Tengah, Muna Barat, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Komunitas tersebut berpartisipasi dalam acara gerak jalan dengan mengenakan kostum serba putih yang dihiasi logo pelangi dan tulisan “Waria Muna Barat” di bagian dada, yang kemudian memicu beragam reaksi di masyarakat.

Logo pelangi yang identik dengan simbol LGBT menjadi pusat perhatian. Sebagian warga menilai bahwa penampilan komunitas tersebut kurang selaras dengan semangat “Liwu Mokesa” yang menjadi identitas daerah Muna Barat.

La Ode Lisman, seorang pemuda Mubar, menyayangkan adanya atraksi yang dianggap mengundang tanda tanya di tengah momentum sakral Dirgahayu Republik Indonesia.

Ia menyoroti penampilan waria yang mengenakan kostum mencolok dan bergaya seperti penari drum band. Menurutnya, acara kemerdekaan seharusnya menjadi ajang untuk meneguhkan identitas bangsa yang bermartabat, bukan menghadirkan hiburan yang kontroversial.

“Dari sudut pandang agama, fenomena ini mengingatkan pada kisah kaum Nabi Luth dalam Al-Qur’an yang diazab karena melanggar fitrah. Hal ini dianggap sebagai cermin dari hilangnya rasa malu dan pudarnya kesadaran akan pentingnya nilai moral dalam hiburan,”terangnya.

Sementara itu Adela Garinsi juga menuturkan kekecewaan terhadap penampilan Waria dalam barisan Gerak jalan di Perayaan HUT RI ke 80 di Mubar. Apa lagi kata dia, mereka berhasil mempromosikan lambang pelangi di dada mereka.

“Komunitas Waria yang ada di muna barat kemungkinan besar sudah di legalkan karena mereka berhasil mempromosikan lambang pelangi di dada mereka,”katanya.

Menanggapi hal itu, Bupati Muna Barat, La Ode Darwin, mengaku pihaknya tidak mengetahui ada peserta berasal dari kelompok waria.

“Yang menerima pendaftaran itu panitia. Kita juga tidak tahu pesertanya dari mana. Tiba-tiba ada peserta seperti itu, ya sudah mau diapakan, terlanjur,” ujarnya.

Meski demikian, Bupati menegaskan kejadian tersebut akan menjadi bahan evaluasi.

“Tapi itu akan menjadi koreksi untuk tahun berikutnya,” tutupnya. (Red/kabartime.com)

Example 728x250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *