Example floating
Example floating
Example 728x250
Daerah

Hut RI ke 80 : Pejabat di Mubar Gelar Hiburan dan Pamer Kemewahan Ditengah Efisiensi Anggaran

689
×

Hut RI ke 80 : Pejabat di Mubar Gelar Hiburan dan Pamer Kemewahan Ditengah Efisiensi Anggaran

Sebarkan artikel ini
Ketgam : Bupati Muna Barat (Mubar) La Ode Darwin dan ketua Dekranasda Mubar Rika Purwaningsih Darwin saat membukan kegiatan Fashion Show di Pelataran Kantor Bupati Mubar pada kamis,(14/8/2025).

MUNA BARAT, – Pemerintah Daerah (Pemda) Muna Barat (Mubar) menggelar serangkaian kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Muna Barat. Acara yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ini meliputi fashion show, lomba karaoke, dan bola dangdut dan sebagainya.

Perayaan ini menuai sorotan publik di tengah kondisi keuangan daerah yang sedang menerapkan efisiensi anggaran. Anggaran yang harusnya di gunakan untuk kepentingan masyarakat malah di gelontorkan untuk menghibur Pejabat.

Sejumlah pihak menilai kegiatan tersebut tidak selaras dengan semangat nasionalisme dan perjuangan para pahlawan.

Alih-alih menghidupkan jiwa nasionalisme dan mengenang perjuangan para pahlawan, pejabat daerah malah menggelar kegiatan dengan memamerkan kemewahan dan euforia yang berlebihan.

Kegiatan tersebut juga tidak memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi pada masyarakat sekitar. Pasalnya, acara perayaan HUT RI ini terpusat di Sekretariat Daerah dan pesertanya terbatas pada Aparatur Sipil Negara (ASN) dari masing-masing OPD.

ketgam : Pejabat Mubar di dampingi istri saat mengikuti kegiatan fashion show menggunakan busana tenun khas lokal Mubar, di pelataran kantor bupati Mubar pada kamis (14/8/2025)



Salah satu yang mencolok dari kegiatan Perayaan HUT RI ke 80 tahun di Mubar adalah lomba fashion show yang di selenggarakan oleh Dekranasda Mubar dan diperankan oleh pejabat di Mubar.

Lomba ini menuai pertanyaan karena dianggap kurang tepat mengingat situasi dan kondisi yang ada. Beberapa pihak mempertanyakan relevansi kegiatan tersebut, terutama dalam konteks pemberdayaan masyarakat atau program pembangunan yang lebih mendesak.

“Penyelenggaraan lomba fashion show oleh pejabat bisa dianggap kurang relevan jika dibandingkan dengan kebutuhan mendesak masyarakat, seperti perbaikan infrastruktur, peningkatan layanan kesehatan, atau program pemberdayaan ekonomi,” kata LM, masyarakat Mubar yang enggan di sebutkan namanya.

Disisi lain kegiatan ini menelan biaya yang yang tidak sedikit serta tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Ditambah kegiatannya terkesan mewah atau kurang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Dan ini bisa berdampak pada citra pejabat yang bersangkutan. Terutama jika ada kesan bahwa pejabat tersebut tidak peka terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

“Lomba fashion show mungkin memiliki dampak positif dalam hal hiburan dan apresiasi seni, termasuk memamerkan UMKM lokal namun perlu dipastikan bahwa dampaknya tidak menimbulkan kesenjangan sosial atau masalah lain di masyarakat”, terangnya.

Terkait hal itu, kegiatan yang menghibur para pejabat di Mubar, Kadis Kominfo Mubar, Al Rahman tidak memberikan tanggapan saat di mintai keterangan melalui Watshap selulernya.

Meski demikian, Ketua Dekranasda Mubar, Rika Purwaningsih Darwin menyampaikan di media bahwa ajang fashion show yang digelar bukan sekedar harmonisasi semata tetapi wadah dalam memperkenalkan tenunan khas daerah ke masyarakat luas dengan harapan tenunan Muna Barat dapat dikenal dan dilirik hingga ke kancah nasional atau internasional.

“Tentunya sebelum memperkenalkan ke kancah nasional, kita harus perkenalkan ke masyarakat lokal dulu, sehingga tenunan khas daerah diminati oleh masyarakat Muna Barat serta dilirik oleh daerah-daerah lainnya di Sulawesi Tenggara, dan kemudian booming hingga kancah nasional,” ujarnya.

Rhika katakan ini juga sebagai wujud komitmen pihaknya dalam menyejahterakan para pelaku UMKM karena dengan kegiatan-kegiatan yang terus memperkenalkan produk daerah menjadi wadah pemasaran tenunan.

Untuk itu, ia berharap tenunan khas lokal tidak hanya digunakan oleh kalangan orang dewasa tetapi tenunan tersebut dapat digunakan oleh kalangan kaum muda dan anak-anak sebagai wujud kecintaan terhadap daerah serta peminat tenunan ber-regenerasi.(Red/kabartime.com).


Example 728x250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *