Muna Barat, kabartime.com– Muna Barat (Mubar) tengah menghadapi situasi politik yang mengkhawatirkan menjelang pesta demokrasi. Pilkada yang seharusnya menjadi ajang perebutan gagasan dan visi untuk membangun daerah, justru terasa sepi dan tidak bergairah. Dominasi satu figur yang didukung oleh hampir seluruh partai politik telah menciptakan situasi yang tidak sehat dan mengkhawatirkan. Fenomena kotak kosong dalam konteks ini bukan sekadar pilihan kosong di surat suara, melainkan representasi kekecewaan publik terhadap praktik politik yang cenderung oligarkis dan mengabaikan suara rakyat.
Dominasi ini menimbulkan sejumlah pertanyaan, Mengapa partai-partai politik seolah kompak mendukung satu calon? Apakah ini bentuk konsolidasi kekuatan politik tertentu atau ada kepentingan lain di baliknya? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab secara terbuka untuk menjaga kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.
Pilihan yang dihadapkan kepada masyarakat Muna Barat sangatlah terbatas. Di satu sisi, ada figur yang didukung oleh hampir seluruh partai politik, namun belum tentu memiliki rekam jejak yang baik dan program yang jelas. Di sisi sisi lain, ada kotak kosong yang menawarkan alternatif meskipun tanpa visi yang konkret.
Jika figur yang didukung oleh banyak partai politik tersebut memenangkan pilkada, beberapa dampak negatif dapat terjadi:
- Pemimpin yang tidak dipilih rakyat
Pemimpin yang terpilih bukan karena pilihan rakyat, melainkan karena dukungan partai politik. Hal ini dapat memicu ketidakpuasan dan memunculkan potensi konflik. - Korupsi dan KKN
Pemimpin yang tidak lahir dari persaingan yang sehat cenderung lebih rentan terhadap praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. - Kekecewaan publik
Masyarakat akan merasa kecewa karena tidak memiliki pilihan yang sesuai dengan harapan mereka. Hal ini dapat memicu apatisme politik dan mengurangi partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. - Suap dan money politik
Untuk mengamankan kemenangan, calon yang didukung oleh banyak partai politik cenderung melakukan praktik suap dan money politics. Hal ini akan merusak integritas proses demokrasi.
Jika kemenangan kotak kosong maka beberapa kemungkinan yang akan terjadi antara lain dapat dilakukan pemilihan ulang untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat memilih calon yang lebih representatif dan Jika pemilihan ulang tidak memungkinkan, maka pemerintah dapat menunjuk pejabat sementara untuk menjalankan pemerintahan daerah hingga dilaksanakan pemilihan berikutnya.
Dalam situasi seperti ini, kotak kosong dapat menjadi bentuk protes yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan memilih kotak kosong, masyarakat secara tidak langsung menyatakan ketidaksetujuannya terhadap calon yang ada dan berharap agar partai politik lebih serius dalam mencari calon pemimpin yang berkualitas.
Demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang memberikan ruang bagi seluruh komponen masyarakat untuk berpartisipasi. Pemilihan umum seharusnya menjadi ajang untuk memilih pemimpin yang terbaik, bukan ajang untuk mempertontonkan kekuatan politik tertentu.
Situasi politik di Muna Barat saat ini patut menjadi perhatian kita semua. Dominasi satu figur dalam pilkada dan munculnya fenomena kotak kosong menunjukkan adanya masalah yang serius dalam sistem demokrasi kita. Kita perlu bersama-sama memperjuangkan demokrasi yang lebih baik, di mana suara rakyat benar-benar didengar dan dihargai. Masyarakat harus lebih kritis dalam memilih pemimpin dan tidak mudah terpengaruh oleh iming-iming materi.
Pemerintah wajib menjamin dan memastikan, bahwa proses pilkada berjalan dengan jujur dan adil, tidak ada intervensi yang berlebihan, tidak menggerakan ASN untuk memenangkan calon tertentu karena akan merusak marwah demokrasi di Muna Barat, Rakyat wajib memantau pergerakan yang terjadi, jika ada yang terendus terhadap praktek intervensi kekuasaan, maka rakyat wajib melaporkan kepada pihak terkit , tidak boleh ada ruang bagi mereka yang memanfaatkan kekuataan penguasa untuk memenangkan pertarungan, jika itu terjadi, harus dilawan.
Penulis : Laode M. junaim- Ketua Projo Muna Barat