Muna Barat,Kabartime.com-Kabupaten Muna Barat (Mubar) adalah salah satu daerah yang akan melaksanakan pesta demokrasi dalam pemilihan Kepala Daerah tahun 2024. Menjelang kontestasi Pilkada ini, banyak figur yang telah muncul dan menyatakan sikap untuk maju sebagai calon bupati Mubar, diantaranya adalah, La Ode Muhammad Amsar, La Ode Andi Muna,Al Munardin, Fajar Hasan, Wa Ode Saryna, La Ode Darwin, dan Dr Bahri.
Munculnya beberpa figur bakal calon Bupati Mubar ini mendapat respon positif dari salah satu tokoh pemuda Mubar. Adalah, Farhat, Tokoh Pemuda asal Tiworo. Kata dia, ada dua klasifikasi yang sering dihembuskan para pegiat politik dalam pilkada Mubar, yakni Figur Putra Daerah dan Non Putra Daerah.
Isu Putra Daerah dan Non Putra Daerah ini sangat seksi dalam menghadapi Pilkada Mubar tahun 2024, pasalnya ada salah satu figur yang dianggap bukan asli Mubar dan ingin mencalonkan diri sebagai Bupati Mubar. Meski demikian, isu tersebut menjadi tidak relevan jika dikaitkan dengan syarat pendaftaran calon bupati di KPU.
“Namun yang perlu di perhatikan dari isu ini adalah, kemauan masyarakat Mubar untuk mandiri dan mengelola sendiri potensi yang ada di daerahnya. Makanya Putra Daerah menjadi prioritas utama”, terangnya.
Selain itu, Farhat juga melihat bahwa, Mubar adalah salah satu Kabupaten yang belum lama mekar dari kabupaten Muna. Jika dilihat dari historis pemekaran, maka salah satu tujuannya adalah mewujudkan kemandirian untuk mengurus daerahnya sendiri untuk menciptakan kesejahteraan masyarakatnya.
“Itu mungkin sedikit dari tujuan pemekaran Mubar. Keinginan untuk mandiri,mengelola kekayaan alamnya sendiri,juga potensi sumberdaya manusianya”, katanya.
Dari beberpa figur yang diatas, Kata Farhat, yang masuk klasifikasi putra daerah Mubar yang selalu di sebut -sebut adalah, La Ode Muhamad Amsar, La Ode Andi Muna dan Al Munardin, Fajar Hasan, Wa Ode Saryna, Figur-figur ini sangat layak dan memiliki kemampuan untuk memimpin Mubar. Mereka adalah Putra-Putri terbaik di Mubar saat ini.
“Kenapa harus Putra daerah, karena mereka pasti memiliki tanggung jawab moril untuk kemajuan daerahnya.Mereka punya keluarga di Mubar dan pasti dalam pengambilan keputusan akan berpikir masa depan dan kemajuan daerahnya sendiri. Berbeda dengan yang lain”,tutur Farhat.
Kemudian, kata dia, saat ini Mubar memerlukan pemimpin yang bisa membawakan rasa kenyamanan, kesejahteraan untuk Masyarakat dan Pemimpin yang religius. Masyarakat Muna barat tidak menginginkan pemimpin yang Sombong dan jumawa dalam artian menunjukan kehebatannya pada semua orang, karna karakter seorang pemimpin di Mubar tidak seperti itu.
“Yang menjadi harapannya dari masyarakat Mubar adalah bisa melihat dan membandingkan figur putra daerah atau yang dari luar sana. Bisa saja yang dari luar punya banyak uang tapi belum tentu memiliki tanggung jawab moril untuk kesejahteraan masyarakat Mubar”, terangnya.
Sementara itu, Pemuda Asal Kecamatan Lawa, Ahmad awal, menilai bahwa Pilkada Mubar tahun 2024 perlu menjadi perhatian khusus bagi semua elemen khususnya di kalangan pemuda.
Menurut dia, Saat ini Mubar menjadi salah satu daerah yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah dan Sumber saya manusia yang mumpuni. Untuk memaksimalkan potensi ini perlu pemimpin yang betul-betul memiliki tanggung jawab moril untuk kemajuan daerah. Pemimpin Putra Daerah menjadi solusi yang tepat untuk Bupati Mubar kedepan.
“Kekayaan Alam dan melimpahnya SDM ini harus menjadi tanggung jawab bersama masyarakat Mubar. Kita wajib mengelolah daerah ini dengan segala kemampuan dan sumberdaya kita. Kita punya kader potensial sendiri yang layak jadi Bupati, jangan biarkan orang dari luar datang merampok itu semua”, tuturnya.
Salah satu alasan Mubar dimekarkan dari kabupaten muna adalah agar lebih mandiri dalam mengelola wilayahnya, karena orang yang lahir di muna barat pasti akan lebih paham dalam mengelola semua sumber daya alamnya, baik itu dari sektor pertanian, peternakan, kelautan ataupun dari pariwisata.
“Begitu juga sektor pemerintahan, lebih gampang berkomunikasi dalam perencanaan percepatan pembangunan. Kalau Putra daerah jadi Bupati”,terangnya.
Awal juga menerangkan bahwa ada kekhawatiran jika Mubar di pimpin oleh figur dari luar Mubar. Contoh kecil adalah penempatan birokrasi pasti cenderung berpihak dari Luar Mubar.
Kebijakan ini telah menjadi perhatian serius selama ini. Pasalnya kader-kader Mubar di birokrasi yang punya potensi dan memenuhi syarat untuk menduduki jabatan tertentu selalu tidak terakomodir.
Kondisi ini juga pasti berdampak pada pemberdayaan masyarakat lokal Mubar. Mereka akan kehilangan sumber informasi bahkan komunikasi dalam bidang tertentu.
“Ketika di pimpin oleh orang luar muna barat tidak menutup kemungkiman ASN lokal atau pribumi bisa menjadi penonton di tanah kelahirannya, bukan hanya ASN tetapi Putra-Putri muna barat yang punya kualitas atau kompetensi bisa juga menjadi penonton di kampung halamannya”, tutupnya.